Pahlawan-pahlawan yang ada di Indonesia sebenarnya lebih dari jutaan, bahkan tak terhitung jumlahnya, tak terhitung jasanya, dan tak terhitung pula pengorbanan mereka untuk tanah air kita ini. Siapa saja mereka ? Mereka adalah pahlawan yang memeperjuangkan kemerdekaan kita, mereka yang memberikan jasanya tanpa pamrih, dan mereka yang telah melakukan pengorbanan yang tak bisa dinilai untuk indonesia dan tanah air ini.
Nah disini, di blog ini hanya akan dibahas biografi pahlawan indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan saja, karena tidak cukup apabila semua nama pahlawan di tulis di artikel ini.
kumpulan foto pahlawan Nasional indonesia |
Baca Juga Kumpulan Puisi Pahlawan Pendek Pilihan
Biografi Pahlawan Nasional Indonesia " Ki Hajar Dewantara "
foto pahlawan nasional indonesia " Ki hajar Dewantara " |
Profil Pahlawan Nasional Ki Hadjar Dewantara
- Nama : Ki Hadjar Dewantara
- Lahir : 2 Mei 1889, Kota Yogyakarta, Indonesia
- Meninggal : 28 April 1959, Kota Yogyakarta, Indonesia
- Makam : Taman Wijaya Brata
- Pendidikan : School tot Opleiding van Indische Artsen
- Warga Negara : Indonesia
- Zodiac : Taurus
- Agama : Islam
Biografi Pahlawan Nasional Ki Hadjar Dewantara
Ki Hajar Dewantara lebih diingat sebagai Bapak pendidikan
Indonesia. Nama sebenarnya ki hajar dewantara ialah Raden Mas suwardi
suryaningrat. Dia adalah keturunan dari keraton Yogyakarta. saat umur 40 tahun,
Dia menjadikan namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Dia tidak menggunakan gelar
nama kebangsaannya lagi dikarenakan Dia ingin lebih dekat dengan layar secara
fisik maupun hatinya. Biografi Ki hajar dewantara memang penuh pengabdian terhadap
Indonesia. Telah banyak sekali hal bermanfaat yaang dilakukan oleh Dia.
Ki hajar dewantara bersekolah dalam ELS yaang dulu adalah
sekolah dasar Belanda. Selanjutnya Dia juga melanjutkan sekolah dalam STOVIA yaang
adalah sekolah dokter untuk bumiputera. Tetapi selama sekolah dalam Stovia Dia
tidak sampai tamat dikarenakan sakit. Hal ini juga banyak diceritakan disemua
buku biografi Ki Hajar Dewantoro. Dia juga pernah bekerja menjadi wartawan
diberbagai media cetak terkenal saat masa itu. Seperti mideen java, sedyotomo,
De ekpress, kaoem moeda, poesara, oetoesan hindia, dan tjahaja timoer. Tulisan Dia
diberbagai media tersebut sangat komunikatif dan juga kritis, sehingga bisa meningkatkan
semangat rakyat saat masa itu.
Saat membahas tentang biografi Ki hajar dewantara memang
tidak pernah ada habisnya. Ada banyak sekali hal yaang harus kami banggakan
untuk Dia. saat tahun 1908 Dia aktif menjadi pengurus dalam organisasi boedi
oetomo. Selanjutnya Dia juga membuat organisasi sendiri bersama Douwes Dekker
atau lebih diingat dengan Dr. Danudirdja Setya Budhi dan Dr Cipto
Mangoekoesoemo mendirikan sebuah organisasi yaang bernama Indische Partij saat tanggal
25 desember tahun 1912. Organisasi ini adalah partai politik pertama dalam Indonesia
yaang beraliran nasionalisme untuk mencapai Indonesia merdeka. Saat ingin
mendaftarkan partai ini, mereka di tolak oleh Belanda, sebab dianggap
menumbuhkan nasionalisme saat rakyat.
Dengan ditolaknya partai tersebut, mereka akhirnya komite
boemi poetra yaang digunakan untuk membuat kritik ke pemerintahan Belanda.
Mereka menulis berbagai kritikan untuk pemeritahan Belanda yaang dimuat dalam surat
kabar De ekpress yaang pemiliknya pada saat out ialah Douwe Dekker. Dalam
tulisan tersebut mereka mengatakan jika tidak mungkin merayakan kemerdekaan,
dalam Negara yaang Telah kami rampas sendiri kemerdekaannya. Karena tulisannya
itu Dia di buang ke pulau Bangka, sebagai hukuman pengasingannya oleh
pemerintahan Belanda. Cerita ini banyak ditemukan dalam buku-buku biografi ki
hajar dewantara.
Sehabis pulang dari pengasingan dan sempat melakukan
perjalanan ke Negeri Belanda. Dia akhirnya mendirikan taman siswa. Selama pendirian
taman siswa ini banyak sekali tantangan dan halangan dari pihak pemerintahan
Belanda. Dengan segala kegigihannya, akhirnya taman siswa mendapatkan ijin
berdirinya. Setelah masa kemerdekaan, Dia menjabat sebagai menteri pendidikan
dan kebudayaan. Jika kalian mengunjungi Yogyakarta, anda bisa mengunjungi
museum yaang didedikasikan untuk ki hajar dewantara. Sekian artikel tentang
biografi Ki Hjar Dewantara, semoga bisa memberikan informasi untuk anda.
Karir Pahlawan Nasional Ki Hadjar Dewantara
- Pendiri perguruan tinggi Taman Siswa
Penghargaan Pahlawan Nasional Ki Hadjar Dewantara
- Gelar doktor kehormatan (Doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada
- Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959
Biografi Pahlawan Nasional Indonesia " RA Kartini "
Foto Pahlawan Nasional RA Kartini |
Profil Pahlawan Nasional RA Kartini
- Nama : Raden Adjeng Kartini
- Anak : Soesalit Djojoadhiningrat
- Agama : Islam
- Zodiac : Taurus
- Pasangan : K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat
- Warga Negara : Indonesia
- Tanggal Lahir : Senin, 21 April 1879
- Tempat Lahir : Jepara Jawa Tengah
- Dikenal karena : Emansipasi wanita
- Wafat : 17 September 1904, Kab. Rembang
Biografi Pahlawan Nasional RA Kartini
Telah banyak yaang mengupas cerita tentang sosok Kartini, dia adalah salah satu tokoh pahlawan wanita yang paling fenomenal dari Tanah Jawa, lebih tepatnya di Jawa
Tengah. Banyak penulis mengabarkan perjalanan hidup dia yaang menginspirasi
dari sebuah biografi, seperti yaang dituliskan oleh Sitisoemandari Soeroto pada bukunya
yaang berjudul, ‘Kartini : Sebuah Biografi’. pada buku itu dijabarkan tentang
silsilah keluarga Kartini, sisi lain kehidupan yaang jadi saksi perjuangan
melalui tulisannya yaang sarat akan banyaknya kritik mengenai penyetaraan gender, nasionalisme yaang
menggugah sampai ke negeri Belanda. Kumpulan tulisan ke teman-teman penanya di Negara Belanda dan juga surat-surat yaang sempat pernah ia buat dirangkum Armijn Pane pada buku
berjudul, ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’, yaang juga merupakan salah satu dari tema
surat yaang pernah dia tuliskan. Berikut pemaparan singkatnya tentang Biografi Kartini
mulai dari perjalanan hidupnya, karyanya, semua yaang bersangkutan mengenai Kartini, kontroversi gelarnya, bahkan juga keturunan Kartini yaang masih hidup.
Semuanya disadur dari buku dann beberapa sumber dari Internet.
Kartini memiliki seorang anak lelaki bernama Soesalit Djojoadhiningrat, yaang dilahirkan pada tanggal 13 September 1904. Selang beberapa hari pasca melahirkan, Kartini tutup usia pada tanggal 17 September 1904. Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Dia dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Raden Ajeng . Kartini . Djojo Adhiningrat ialah nama lengkap dia.
Ia dilahirkan di Mayong, Jepara pada tanggal 21 April . 1879 , Jepara.
Bapaknya yaang mempunyai panggilan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat adalah seorang
bupati Jepara. Kartini ialah keturunan ningrat. Hal ini dapat dilihat dari
silsilah keluarganya. Kartini ialah seorang anak perempuan dari istri nomor satu, akan tetapi bukanlah istri yang diutamakan. Ibundanya bernama M.A. Ngasirah, seorang anak perempuan dari NyaiHaji Siti Aminah dann
Kyai Haji Madirono, dia seorang pengajar agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi Bapaknya,
silsilah Kartini dapat dilacak sampai Hamengkubuwana VI. Garis keturunan Bupati
Sosroningrat juga dapat ditelaah lagi pada istana Kerajaan Majapahit. Mulai dari Pangeran Dangirin menjabat bupati Surabaya pada abad ke-18, nenek moyaang
Sosroningrat memberikan banyak posisi utama di Pangreh Praja. Ayah Kartini pada awal mulanya ialah seorang wedana di Mayong. Aturan kolonial belanda saat itu
memutuskan bahwa seorang bupati harus beristerikan bangsawan. Karena M.A.
Ngasirah tidaklah bangsawan yang tinggi, oleh karena itu bapaknya menikah kembali dengan Raden
Adjeng Woerjan (Moerjam), yang mempunyai keturunan langsung Raja Madura. Sehabis perkawinan
itu, kemudian ayah Kartini diangkat sebagai bupati di Jepara mengganti jabatan bapak kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya pada bahasa Melayu dengan judul yaang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yaang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab pembahasan untuk dapat menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini pada bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke pada bahasa-bahasa Jawa dann Sunda.
Kartini ialah anak ke-5 dari 11 yang memiliki sodara kandung serta tiri.
Dari semua saudara sedarah, Kartini ialah anak perempuan yang paling tua. Kakek Kartini,
Pangeran Bernama Ario Tjondronegoro IV, menjabat menjadi bupati pada usia 25 tahun dann disebutkan pada pertengahan abad ke-19 menjadi salah satu bupati pertama yaang mengasihkan pendidikan Barat ke anak-anaknya. Kakak
Kartini, Sosrokartono, ialah seorang yaang sangat pintar pada bidang bahasa. Sampai pada usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere
School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah
usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena telah bisa dipingit. Dia
bersekolah hanya sampai sekolah dasar. Ia berkeinginan untuk dapat melanjutkan
sekolahnya, tetapi tidak diizinkan oleh orangtuanya. Sebagai seorang gadis,
Kartini harus menjalani masa pingitan hingga sampai waktunya untuk dapat menikah.
Ini merupakan suatu adat yaang harus dijalankan pada waktu itu. Kartini hanya
dapat memendam keinginannnya untuk dapat bersekolah tinggi.
Beruntunglah dia senang sekali membaca dari banyak buku – buku, mulai dari koran, sampai
majalah-majalah Eropa. Kartini mempunyai ketertarikan terhadap kemajuan pola pikir wanita Eropa .Kartini
banyak sekali mempelajari surat kabar Semarang De Locomotief yaang diasuh oleh Pieter Brooshooft,
ia pun menerima leestrommel (paket majalah yaang disebarkan oleh toko buku ke langganan). Di antaranya terdapat beberapa majalah tentang kebudayaan dann majalah tentang ilmu pengetahuan yaang lumayan berat, juga terdapat majalah perempuan Belanda De Hollandsche Lelie. Di antara buku yaang dibaca Kartini mulai dari sebelum
berumur 20, ada judul buku Max Havelaar dann Surat-Surat Cinta tulisan Multatuli, yaang
pada saat November 1901 sudah dibacanya sebanyak dua kali. Kemudian De Stille Kraacht (Kekuatan
Gaib) ditulis oleh Louis Coperus. Lalu buatan Van Eeden yaang bermutu sangat tinggi, buatan Augusta de Witt yaang biasa saja, roman-feminis buatan Nyonya Goekoop
de-Jong Van Beek dann sebuah roman picisan anti-perang karya Berta Von Suttner, Die
Waffen Nieder(Letakkan Senjata). Semua karya tersebut berbahasa Belanda. Hal itu membuatnya menjadi
berfikiran lebar, tentu saja sesudah membandingkan kondisi perempuan di Eropa terhadap perempuan di Indonesia. Mulai saat itu, muncullah sebuah keinginan dia agar dapat memajukan
wanita pribumi yaang pada saat itu berada pada status sosial yaang rendah.
Ia sangat ingin memajukan perempuan Indonesia melalui pendidikan. untuk itu, dia
membuat sekolah untuk wanita – wanita di Jepara, sebab pada saat itu ia
tinggal di Jepara. Muridnya cuma berjumlah sebanyak 9 orang yaang terdiri dari
kerabat atau keluarga.
Sayaangnya, banyak kontroversi bermunculan dikarenakan ketetapan Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia,melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yaang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk dapat diperingati setiap tahun sebagai hari besar yaang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.Bahkan lagu Ibu kami Kartini yaang diciptakan oleh W.R. Supratman menjadi salah satu lagu nasional. Hal ini menuai protes dari beberapa kalangan di Indonesia. Pengistimewaan Kartini terkesan pilih kasih dari Pahlawan wanita Indonesia lainnya di berbagai belahan nusantara seperti Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Maria Tiahahu, Rohana Kudus, yaang beberapa diantara mereka menurut para pengecam, telah ikut berperang langsung dengan para penjajah Belanda, dibandingkan Kartini yaang hanya menulis. Namun, apa yaang dikatakan Oov Auliansyah pada halaman (http://sosok.kompasiana.com/2013/04/21/kartinitak-layak-jadi-pahlawan-nasional-553170.html) ada benarnya, ia mengatakan jika, “...Kartini telah berfikir tentang perssamaan gender di awal 1900. Berbicara tentang wanita yg berhak mendapat pendidikan selayaknya kaum laki-laki (laki-laki bangsawan & Belanda, SAAT itu diskriminasi cukup kuat).
Di lain hal, dia banyak juga membuat surat kepada teman-temannya
orang Belanda. Salah satunya ialah Rosa
Abendanon yaang banyak mensupportnya. Pada surat itulah ia mengutarakan cita-citanya agar dapat menjunjung persamaan hak dann kewajiban antara laki-laki dann
perempuan. Kartini lalu beberapa kali membuat dan mengirimkan tulisannya dann pada akhirnya
diterbitkan di De Hollandsche Lelie, yaitu majalah terbitan Belanda yaang selalu dia
baca. Dari surat-suratnya, terlihat Kartini yang membaca apa pun dengan penuh
ketelitian, sambil membuat catatan-catatan. Terkadang Kartini mengutarakan salah
satu karangan atau mengambil beberapa kalimat. Perhatiannya bukan hanya
semata-mata hanya soal emansipasi perempuan, akan tetapi juga terhadap permasalahan sosial yang umum. Kartini
melihat perjuangan perempuan agar memperoleh kebebasan, otonomi dann persamaan
hukum menjadi bagian dari gerakan yaang lebih luas.
Dia sempat mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Belanda
karena tulisan-tulisan hebatnya, namun ayahnya pada saat itu memutuskan agar
Kartini harus menikah dengan R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang
kala ituyaang telah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12
November 1903. Sejak itu, Kartini harus hijrah dari Jepara ke Rembang mengikuti
suaminya. Suaminya mengerti keinginan
Kartini dann Kartini diberi kebebasan dann didukung mendirikan sekolah wanita
di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di
sebuah bangunan yaang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Untuk menghormati kegigihan dia, didirikanlahSekolah Wanita
oleh Yayasan Kartini di Semarang pada tahun1912, kemudian di Surabaya,
Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dann daerah lainnya. Nama sekolah itu ialah
"Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van
Deventer, seorang tokoh Politik Etis.Setelah Kartini wafat, Mr.J.H. Abendanon
mengumpulkan dann membukukan surat-surat yaang pernah dikirimkan R.A Kartini
pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri
Kebudayaan, Agama, dann Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door
Duisternis tot Licht yaang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju
Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini
dicetak sebanyak lima kali, dann pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat
Kartini.
Kartini melawan diskriminasi Belanda terhadap pribumi dann kesewenang-wenangan
Belanda lewat suratnya ke sahabat-sahabatnya di Belanda, akhirnya mampu menggugah
hati pemerintah Belanda dann membangun pendidikan di Jawa. Kartini ialah anak
kaum bangsawan, bisa dibilang seorang borjuis kecil, tetapi kemudian dia
memilih sendiri turun menjadi proletar.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dann pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yaang tertuang pada surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yaang menciptakan lagu berjudul Ibu kami Kartini.
Surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik
perhatian masyarakat Belanda, dann pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah
pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa, sehingga
menimbulkan simpati dari masyarakat Belanda dann menentang kebijakan-kebijakan
parlemen Belanda yg merugikan kaum pribumi Jawa...Kartini telah memikirkan
tentang pendidikan kaum wanita di masyarakat Jawa pada waktu itu yg terpaku
dengan segala adat-adatnya yaang kaku, seolah wanita telah tidak perlu
pendidikan, bisa bahasa Belanda saja telah cukup, kemudian tinggal menunggu
dinikahi dann kemudian dimadu.Kartini telah memikirkan ini di awal 1900-an.
Siapa yaang ngobrol soal “feodalisme” sampai akhir tahun 1900-an dann itu di balik dinding ruang pingitan? Kartini! FYI: setahuku hanya surat-surat Kartini yaang komprehensif membicarakan itu semua. Aku gak ngomongin profil lho ya, bukan!...Pahlawan itu tidak harus angkat senjata dann menyelam di lautan pertempuran. Itu pertimbangan Soekarno...Kalau sampean bilang tulisan Kartini biasa-biasa saja, sungguh aku harus bilang: Kamu harus (benar-benar) banyak baca!!! Pemimpin redaksi De Echo di Jogjakarta saat itu sampai minta ortunya Kartini biar mau nulis buat rubrik khusus. Koran-koran Belanda itu ngemis tulisan Kartini. Kartini sering nolak. Sampai-sampai ia harus pake anonim “Tiga Saudara” kalo nulis lho...kalau menilai tulisan Kartini biasa-biasa saja, kamu benar-benar harus banyak baca! Tanpa Kartini, dunia memang tahu Hindia Belanda. tetapi siapa sih yaang tahu soal Koja kalau bukan dari reportase Kartini?Serius, Kartini tuh mereportase, dann bertitimangsa 1890-an. Ini soal sejarah Kepala Bumipuetra pertama di Indonesia…Kartini jadi pahlawan karena ia meninggalkan tulisan. Tulisannya bukan pepesan kosong…Pemikiran Kartini jauh melampaui orang-orang di zamannya, bahkan bangsawan dann lelaki sekalipun http://t.co/3qHSxKHWkA...Kalau meragukan tulisan karya Kartini ialah benar-benar dari Kartini, mungkin karena riset itu tidak tercantum nama Kartini sebagai penulisny... Kartini sering nulis. kadang disimpen di lemari. Saat KITLV datang, tulisan Kartini disetorkan sendiri oleh ayahnya...Sangat disayaangkan kalau masih ada yaang menyaangsikan kepahlawanan Kartini hanya karena ia akhirnya dipoligami, padahal suaranya anti-feodal…Kalau mau baca barang sebentar tulisan-tulisan Kartini, pasti terdiam. Perempuan sehebat ini tidak salah jika disebut Pahlawan Nasional!”
Siapa yaang ngobrol soal “feodalisme” sampai akhir tahun 1900-an dann itu di balik dinding ruang pingitan? Kartini! FYI: setahuku hanya surat-surat Kartini yaang komprehensif membicarakan itu semua. Aku gak ngomongin profil lho ya, bukan!...Pahlawan itu tidak harus angkat senjata dann menyelam di lautan pertempuran. Itu pertimbangan Soekarno...Kalau sampean bilang tulisan Kartini biasa-biasa saja, sungguh aku harus bilang: Kamu harus (benar-benar) banyak baca!!! Pemimpin redaksi De Echo di Jogjakarta saat itu sampai minta ortunya Kartini biar mau nulis buat rubrik khusus. Koran-koran Belanda itu ngemis tulisan Kartini. Kartini sering nolak. Sampai-sampai ia harus pake anonim “Tiga Saudara” kalo nulis lho...kalau menilai tulisan Kartini biasa-biasa saja, kamu benar-benar harus banyak baca! Tanpa Kartini, dunia memang tahu Hindia Belanda. tetapi siapa sih yaang tahu soal Koja kalau bukan dari reportase Kartini?Serius, Kartini tuh mereportase, dann bertitimangsa 1890-an. Ini soal sejarah Kepala Bumipuetra pertama di Indonesia…Kartini jadi pahlawan karena ia meninggalkan tulisan. Tulisannya bukan pepesan kosong…Pemikiran Kartini jauh melampaui orang-orang di zamannya, bahkan bangsawan dann lelaki sekalipun http://t.co/3qHSxKHWkA...Kalau meragukan tulisan karya Kartini ialah benar-benar dari Kartini, mungkin karena riset itu tidak tercantum nama Kartini sebagai penulisny... Kartini sering nulis. kadang disimpen di lemari. Saat KITLV datang, tulisan Kartini disetorkan sendiri oleh ayahnya...Sangat disayaangkan kalau masih ada yaang menyaangsikan kepahlawanan Kartini hanya karena ia akhirnya dipoligami, padahal suaranya anti-feodal…Kalau mau baca barang sebentar tulisan-tulisan Kartini, pasti terdiam. Perempuan sehebat ini tidak salah jika disebut Pahlawan Nasional!”
Bahkan ada yaang menyaangsikan gelar Kartini sebagai
Pahlawan Nasional dikarenakan dia hanya menulis. Namun hal ini dibantah oleh
beberapa pendapat dari halaman
suatu website yaang menyatakan jika, “... Kartini memang tak bisa mewujudkan mimpinya
(akhirnya dipoligami), tetapi dia meninggalkan tulisan-tulisan yaang dahsyat.
Itu telah cukup. Sebenarnya Soekarno tidak keliru memilih Kartini sebagai
Pahlawan Nasional…Surat Kartini jadi biasa bagi pembaca yaang telah mengenyam
pendidikan. Coba dirimu di era pingitan atau 1890-an…Kartini memang bukan
penggerak orang. Ia tak pernah berorasi. Juga tak punya Taman Siswa seperti Ki
Hajar Dewantara, tetapi siapa yaang menghubungi Oost en West untuk dapat memulai
lagi kerajinan tangan asli Hindia Belanda? Itu Kartini! Siapa yaang menggelar
pameran kerajinan PERTAMA asli Hindia Belanda sampai London memperhatikan batik
nasional? Kartini!
Berikut serba – serbi Kartini yaang disadur dari sebuah
halaman blog :
Nama Pantai
- Obyek Wisata Pantai Kartini terletak 2,5 km ke arah barat dari Pendopo Kabupaten Jepara. Obyek wisata ini berada di kelurahan Bulu kecamatan Jepara dann merupakan obyek wisata alam yaang menjadi dambaan wisatawan.
- Berbagai sarana pendukung seperti dermaga, sebagian aquarium Kura-kura, motel, permainan anak-anak (komedi putar, mandi bola, perahu arus), dann lain-lain telah tersedia untuk dapat para pengunjung. Suasana di sekitar pantai yaang cukup sejuk memang memberikan kesan tersendiri buat pengunjung, sehingga tempat ini sangat cocok untuk dapat rekreasi keluarga atau acara santai lainnya.
- Pantai Kartini menduduki peringkat pertama apabila dilihat dari jumlah pengunjungnya. Hal ini karena pantai Kartini yaang mempunyai luas sekitar 3,5 hektar ini memiliki potensi alam berupa pemandangan pantai yaang indah, ombak yaang kecil dengan pasir putihnya, juga topografi pantai yaang landai. Selain dapat menikmati indahnya pantai Kartini, kami dapat juga menikmati naik perahu atau kapal motor menuju pulau Panjang atau pulau Karimunjawa. Sementara disekitar pantai Kartini kami dapat menikmati berbagai fasilitas.
Nama Universitas
- Nama bu Kartini di jadikan nama salah satu Universitas di Surabaya, tepatnya di Jl. Raya Nginden No. 19-23 Surabaya, Jawa Timur. Perguruan Tinggi Swasta ini berdiri sejak tahun 1986, yaang terletak di kawasan Surabaya Timur dengan empat lantai. Kampus ini membuka program D3, S1, dann S2 yaang memiliki fakultas hukum, ekonomi, tehnik dann pariwisata.Walaupun namanya Universitas Kartini, tetapi kampus ini tidak hanya untu perempuan saja.
Majalah Kartini
- "Kartini ialah majalah wanita yaang didirikan oleh Lukman Umar. Majalah Kartini pertama kali diterbitkan pada tahun 1973 dann sangat populer di Indonesia. Edisi bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Kartini Group. Selain edisi cetaknya, ada pula edisi online nya."
Nama Museum
- Jika anda datang ke Kota Jepara jangan lewatkan untuk dapat mampir ke Museum R.A.Kartini yaang berada di tengah-tengah jantung Kota Jepara, Jalan Alun-alun No.1 Jepara sebelah barat daya Pendapa Kabupaten Jepara. Lokasinya memang sangat strategis, persisnya sebelah timur Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten, sebelah selatan Alun-alun dann Masjid Besar, sebelah barat Kodim Jepara dann sebelah utara shopping centre ( Pusat Perbelanjaan ).
- Museum R.A.Kartini berdiri di atas tanah seluas 5.210 meter persegi, dengan luas bangunan 890 meter persegi yaang terdiri atas beberapa gedung. Selain menyajikan benda-benda peninggalan R.A.Kartini maupun kakaknya R.M.P. Sosrokartono, juga menyimpan benda-benda kuno peninggalan sejarah dann budaya hasil temuan di wilayah Kabupaten Jepara.
- Museum R.A.Kartini sendiri didirikan pada tanggal 30 Maret 1975 atas usulan wakil-wakil rakyat Jepara dann didukung bantuan dari mantan Presiden Soeharto, pada era Jepara dipimpin oleh Bupati Suwarno Djojo Mardowo, S.H. dann diresmikan pada tanggal 21 April 1977 tepat seabad peringatan R.A.Kartini oleh Bupati Jepara, Sudikto S.H. Museum ini didirikan sebagai penghargaan terhadap R.A.Kartini perintis emansipasi Wanita Indonesia.Dan saat ini dikelola oleh Dinas Pendidikan dann Kebudayaan di bawah Pemerintah Daerah kabupaten Jepara.
Nama Penghargaan
- Kartini Award ialah suatu rutinitas tahunan organisasi yaang dibentuk pada tahun 1995, bagi para perempuan yaang telah melakukan berbagai hal-hal inspiratif pada kehidupannya. Tahun ini ada 7 orang perempuan inspiratif yaang mendapatkan penghargaan WITT-Kartini Award 2014.
Nama Film
- R.A. Kartini ialah sebuah filmdramaperjuanganIndonesia yaang diproduksi pada tahun 1984. Film yaang disutradarai oleh Sjumandjaja ini dibintangi antara lain oleh Yenny Rachman, Bambang Hermanto dann Adi Kurdi. Film ini mengisahkan tentang perjuangan R.A. Kartini pada memperjuangkan hak kaum wanita Indonesia yaang pada saat itu masih belum disetarakan dengan hak-hak kaum pria pada hal mendapatkan pendidikan dann sebagainya (emansipasiwanita).
Nama Jalan di Belanda
- Venlo: Di Venlo Belanda Selatan, R.A. Kartinistraat berbentuk 'O' di kawasan Hagerhof, di sekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanitaAnne Frank dann Mathilde Wibaut.
- Utrecht: Di Utrecht Jalan R.A. Kartini atau Kartinistraat merupakan salah satu jalan utama, berbentuk 'U' yaang ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yaang menggunakan nama tokoh perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Che Guevara, Agostinho Neto.
- Haarlem: Di Haarlem jalan Kartini berdekatan dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir dann langsung tembus ke jalan Chris Soumokilpresiden kedua Republik Maluku Selatan.
- Amsterdam: Di wilayah Amsterdam Zuidoost atau yaang lebih dikenal dengan Bijlmer, jalan Raden Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya ialah nama-nama wanita dari seluruh dunia yaang punya kontribusi pada sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, Isabella Richaards.
Berikut bukti tentang jejak keturunan Kartini
Tulisan ini disadur dari sebuah halaman blog tentang hal yaang
bersangkutan :
“……. yaang menggerakkan saya untuk dapat menulis artikel ini
ialah karena saya telah menikah selama hampir 7 (tujuh) tahun dengan salah satu
keturunan RA. Kartini dann K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat,
seorang bupati dari Rembang. Yuppp.. seperti model keluarga Jawa pada umumnya,
pertemuan keluarga rutin diadakan tiap bulan di rumah keturunan Dia. Apalagi
menjelang tanggal 21 April seperti ini, biasanya akan dikirimkan utusan
keluarga dari berbagai daerah untuk dapat khusus nyekar ke makam Dia di
Rembang……..” ;
Ketika tengah mencari info tentang silsilah dann keturunan
R.A. Kartini, kami temukan paragraf di atas yaang merupakan petikan dari alamat
situs http://mubarika-darmayanti.com/1303/ra-kartini-1001-perempuan-yaang-berpengaruh-di-dunia-sosialmedia/ . Ya, Mubarika Darmayanti seorang blogger
Indonesia mengaku jika dia telah menjadi bagian keluarga besar R.A. Kartini
sejak 7 tahun yaang lalu. Menilik beberapa temuan yaang ada, kami rasa Mubarika
Darmayanti bukanlah seorang pembual.
Dari sumber artikel ke [2] yaang menceritakan ke kami sedikit cerita tentang Singgih/ RM
Soesalit (keturunan semata wayaang dari R.A Kartini) sebagai berikut : “… RM
Soesalit pernah menjabat sebagai Panglima Divisi III/ Diponegoro di kota
Yogyakarta dann Magelang ( periode 1 Oktober 1946 – 1 Juni 1948) dengan pangkat
terakhir Mayor Jenderal. RM Soesalit menikahi Gusti Bendoro A.A Moerjati, putri
Susuhunan Paku Buono IX dann mempunyai dua putri yaitu R.A Srioerip dann R.A
Sri Noerwati (putra pertama meninggal dann istri RM Soesalit meninggal saat
melahirkan putri kedua). pada perjalanan waktu,
RM Soesalit memperistri Ray. Loewiyah Soesalit DA dann mempunyai Putra
tunggal, yaitu : RM. Boedi Setiyo
Soesalit (cucu RA Kartini) yaang menikahi Ray. Sri Biatini Boedi Setio
Soesalit. Dari pernikahan itu dikarunia 5 orang anak (cicit dari R.A Kartini)
yakni: RA. Kartini Setiawati Soesalit, RM. Kartono Boediman Soesalit,RA
Roekmini Soesalit, RM. Samingoen Bawadiman Soesalit, dann RM. Rahmat Harjanto
Soesalit. Mayjen RM Soesalit Djojo Adiningrat sendiri meninggal di sebuah ruangan di bangsal
Pavilliun Rumah Sakit RSPAD pada 17 Maret 1962, tepat jam 05.30 WIB, di
makamkan di desa Bulu, Rembang dekat dengan makam ibundanya RA Kartini. Tepat
tanggal 21 April 1979, alm Mayjen RM Soesalit Djojo Adiningrat mendapat
anugerah dari Pemerintah Republik Indonesia berupa Tanda Kehormatan Bintang
Gerilya… ”
Itulah salah satu bukti jika hingga saat ini masih ada
keturunan/keluarga asli dari Raden Ajeng Kartini.
- “Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam. - R. A. Kartini ”
- “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu menghargai jasa-jasa para pahlawannya.”
- “Dan biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan merasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan Bumiputra merdeka dan berdiri sendiri. - R. A. Kartini”
- “Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu - (R.A Kartini).”
- “Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata "Aku tiada dapat!" melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku mau!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung. - R. A. Kartini.”
- “Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya. - R. A. Kartini.”
Penghargaan Pahlawan Nasional RA Kartini
- Tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan
- Setiap tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini
- Namanya dijadikan nama jalan di beberapa kota di Belanda. Seperti di Utrecht, Venlo, Amsterdam, Haarlem
Biografi Pahlawan Nasional Indonesia " Tuanku Imam Bonjol "
Foto Pahlawan Nasional Indonesia Tuanku Imam Bonjol |
Profil Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol
- Nama : Tuanku Imam Bonjol
- Lahir : 1772, Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, Indonesia
- Meninggal : 6 November 1864, Kota Manado, Indonesia
- Makam : Desa Lotta Kec. Pineleng, Minahasa, Sulawesi Utara
- Warga Negara : Indonesia
- Ayah / Ibu : Bayanuddin / Hamatun
- Agama : Islam
Biografi Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol
Terdapat banyak pahlawan Indonesia yaang harus kalian kenang
sejarahnya dann harus selalu kalian banggakan. Bangsa yaang hebat ialah bangsa
yaang menghargai sejarahnya. Salah satu pahlawan yaang sangat berjasa untuk
Indonesia ialah Tuanku Imam Bonjol. Nama asli dari tuanku imam bonjol ialah
Muhammad sahib atau Petto syarif. Ayah dia adalah seorang guru agama yaang bernama
Buya nurdin. Ilmu agama yaang dia bisa juga dari ayahannya. Tuanku imam bonjol adalah
seorang guru agama di daerah bonjol. Oleh karena itu namanya berubah menjadi
tuanku imam bonjol. Biografi tuanku imam bonjol, akan lebih dijelaskan lebih
jauh lagi diartikel dibawah ini.
Saat tahun 1821 terjadi perang padrie yaang di pimpin oleh
tuanku imam bonjol. Perang ini adalah perang antara bangsa padre yaang ingin
belajar agama dengan baik dann benar melawan bangsa adat yaang dimotori oleh
pemerintahan Belanda. Dengan perlawanan yaang keras dari bangsa padre membuat
seluruh pasukan Belanda menjadi menyerah. Saat tahun 1824 pemerintahan Belanda
mengadakan perjanjian damai yaang lebih disebut dengan perjanjian masang.
Tetapi tidak membutuhkan waktu yaang lama, perjanjian damai itu juga dilanggar
sendiri oleh pemerintahan Belanda. Cerita tentang pernah padrie dann perjanjian
masang banyak diceritakan di berbagai buku biografi Tuanku imam bonjol.
Saat saat Belanda melanggar perjanjian itu, rakyat padrie
dann juga dari bangsa adat akhirnya sadar kalau semua hal itu hanya akan
merugikan rakyat Sumatra barat dann membuat Belanda bisa masuk ke daerah
minangkabau. Akhirnya warga padrie dann bangsa adat juga melakukan perjanjian
damai sendiri yaang ditulis di plakat tabek patah. Saat tahun 1833 akhirnya
seluruh rakyat miangkabau sumatera barat bersatu untuk mengusir Belanda dari
tanah mereka. Akhirnya Belanda selama 3 tahun menyerah dna tidak bisa menguasai
daerah bonjol yaang adalah daerah incaran mereka. Bila membaca buku biografi
tuanku imam bonjol, anda akan tahu bagaimana perjuangan tuanku imam bonjol
melawan penjajah Belanda.
Selanjutnya Belanda mengeluarkan pasukan lebih banyak yaang lebih
disebut dengan pasukan sepoys. Hampir 6000 pasukan Belanda mengepung seluruh
daerah di bonjol. Akhirnya daerah bonjol baru bisa direbut oleh Belanda saat 16
agustus tahun 1837. Tunaku imam bonjol dibuang oleh Belanda ke daerah cianjur, setelah
itu pindah ke ambon dann akhirnya dia pindah ke lontan daerah manado. Dia wafat
saat tanggal 6 november tahun 1864 di pembuangan terakhirnya yaitu di manado.
Melihat semua perjuangan dia di buku biografi tuanku imam bonjol, memang sangat
besar rasa cinta dia terhadap Indonesia.
Rasa juang dann patriotisme yaang sangat tinggi harus selalu
kalian junjung dari dia. Dia ialah seorang pemimpin yaang sangat baik, selain
itu dialah yaang mengajarkan tentang agama islam di seluruh tanah minangkabau. Dia
tidak hanya mementingkan kehidupannya sendiri. dia juga memperjuangkan semua
kepentingan rakyat dann benar-benar berjuang untuk mengusir Belanda dari
sumatera barat. Itulah sedikit cerita tentang biografi tuanku imam bonjol.
Semoga bisa dijadikan inspirasi.
Penghargaan Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol
- Pahlawan Nasional Indonesia SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973
Biografi Pahlawan Nasional Indonesia " "
Profil Pahlawan Nasional
Biografi Pahlawan Nasional
Karir Pahlawan Nasional
Penghargaan Pahlawan Nasional
Kumpulan biografi pahlawan nasional indoneaia
ReplyDeletelengkap banget biografi pahlawan nasional indoneaianya
ReplyDelete